PERIODE EMAS PADA BALITA
(GOLDEN AGE PERIOD)
Sejak lahir sampai usia 3 tahun anak memiliki
kepekaan sensoris dan daya pikir yang sudah mulai dapat menyerap pengalaman-pengalaman
melalui sensorinya; usia satu setengah tahun sampai kira-kira 3 tahun mulai
memiliki kepekaan bahasa dan sangat tepat untuk mengembangkan bahasanya
(berbicara, bercakapcakap) (Theo & Martin, 2004).
Hasil studi dibidang neurologi mengetengahkan antara
lain bahwa perkembangan kognitif anak telah mencapai 50% ketika anak berusia 4
tahun, 80% ketika anak berusia 8 tahun, dan genap 100% ketika anak berusia 18
tahun (Osborn, White, dan Bloom). Studi tersebut makin menguatkan pendapat para
ahli sebelumnya, tentang keberadaan masa peka atau masa emas (golden age) pada
anakanak usia dini.
Masa emas perkembangan anak yang hanya datang sekali
seumur hidup tidak boleh disiasiakan. Hal itu yang memicu makin mantapnya anggapan
bahwa sesungguhnya pendidikan yang dimulai setelah usia SD tidaklah benar.
Pendidikan harus sudah dimulai sejak usia dini supaya tidak terlambat. Sehingga
penting bagi anak untuk mendapatkan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) (martini,
2006).
Perkembangan keterampilan motorik pada masa bayi
dapat distimulasi dengan cara bayi dibiarkan beberapa saat pada saat awal
belajar mengangkat dagu dan dada sambil tengkurap, sebaiknya dilakukkan setiap
hari agar leher anak menjadi lebih kuat. Stimulasi lainnya yaitu mulai dari
anak belajar duduk dengan bantuan, berjalan dan berlari maka yang harus
dilakukkan orang tua adalah membiarkan anak beberapa saat untuk belajar duduk,
berdiri sampai pada usia tertentu belajar berjalan. Lerner & Hultsch
(1983).
Perkembangan
dan Stimulasi Emosi
Tugas orang tua adalah bagaimana caranya anak agar selalu
terpelihara perasaannya sehingga suasana bathinnya akan terjaga. Sebaiknya
orang tua memberikan stimulus dengan cara membiasakan anak berkomunikasi dengan
baik sehingga anak diterima di lingkungannya karena dapat mengungkapkan
perasaannya dengan benar. Perkembangan emosi bayi pada usia tertentu dan
ekspresi emosi yang ditampilakan adalah : 0 samapi 1 bulan; Senyuman sosial, 3
bulan; senyuman, 3 – 4 bulan; kehati-hatian, 4 bulan; keheranan, 4 – 7 bulan;
kegembiraan, kemarahan, 5 – 9 bulan; ketakutan dan 18 bulan sudah dapat
menunjukkan ekspresi malu. (Izard, 1982)
Musical
Intelligence ( Inteligensi Musik)
Kecerdasan Musik
yaitu kepekaan terhadap bunyi dan ritme. Bagian otak yang dapat memerankan
pemahaman dan penciptaan music adalah otak bagian kanan. Kecerdasan ini
mengindikasikan bahwa belajar yang terbaik bagi mereka ini adalah melalui
musik. (Gardner 1993 dalam Syarief, 2006) Intelegensi musik dapat distimulus
memalui menari, dan olah raga yang mempergunakan lagu dan instrument musik.
Anak yang intelegensi musiknya tinggi
mempunyai kepekaan mendengarkan nada dan ritme
musik. Intelegensi musik dipastikan pada hemisphere otak kanan, khususnya pada
kwadran ke IV dari otak. Keruskan pada hemisphere otak kanan akan mengakibatkan
anak tidak mampu bermain musik. (Tientje, Iskandar, 2004)
Intelligensi
Visuo Spasial
Kecerdasan
Spasial adalah berpikir dalam arti ruang secara fisik. Ciri khusus dari
kecerdasan spasial adalah pemahaman tentang arah, serta berpikir dan
merencanakan sesuatu dalam tiga dimensi. (Gardner 1993). Anak yang mempunyai
intelegensi yang tinggi dalam Visio Spasial mempunyai kepekaan terhadap unsur
utama garis, bentuk, volume, ruang, keseimbangan, cahaya, bayangan, harmoni,
pola dan juga warna. Anak yang dominan Visio Spasial akan lebih mudah menangkap
pelajaran bila disajikan dalam bentuk gambar dan warna.
Intelligensi Visio Spasial mempunyai pusat di otak
sebelah kanan, khususnya di kwadran III. Bentuk intelegensi ini menunjukkan
tingkat yang lebih tinggi, karena mampu membayangkan bentuk dalam 2 - 3
dimensi, pada anak dapat distimulus dengan permainan mewarnai, mengggambar,
main catur, imajinasi, puzzle, menonton film dll. .(Tientje, Iskandar, 2004)
Kecerdasan Verbal atau berbahasa yaitu kemampuan
menggunakan kata-kata. Bakat bahasa adalah universal dan perkembangannya pada
anak-anak konstan pada seluruh budaya. Seseorang dengan kecerdasan ini suka
menjelaskan, membujuk dan juga menikmati mendengar atau membaca cerita-cerita,
dan sajak serta mampu untuk mengingat nama dan tanggal kejadian peristiwa.
(Gardner 1993 dalam Syarief, 2006).
Bahasa manusia terdiri dari beberapa aspek yang
berbeda. Setiap aspek berhubungan dengan aturan formulasi daerah atau tempat
bahasa itu berasal. Aspek-aspek tersebut adalah fonologis, sinonim, antonym,
sintaksis, semantic dan pragmatik, vokabuiler, analogi, similarfiti, informasi
dsb. Aspek fonologis adalah yang berhubungan dengan bunyi. Pengetahuan tentang
bunyi akan membuat anak mampu mengucapkan, menggabungkan dan dapat membuat
tekanan pada bunyi-bunyi secara tepat. (Hughes, Noppe, & Noppe, 1988)
Intellegensi intrapersonal
Intellegensi intrapersonal adalah pengetahuan akan
perasaan yang sangat mendalam, intuisi, emosi, keinginan, motivasi, keinginan,
motivasi dan tujuan dari dirinya sendiri. Seseorang dengan kecerdasan
intrapersonal yang baik memungkinkan mereka memahami dan bekerja dengan orang
lain. Mereka ini adalah kelompok yang dapat melakukan refleksi diri, cerdas
merencanakan untuk dirinya dan menetapkan tujuan yang akan dicapainya sendiri.
(Gardner 1993 dalam Syarief, 2006).
Anak perlu dibantu agar dapat mengendalikan diri dan
mengungkapkan pikiran dan perasaannya secara tepat. Orang tua dan guru; perlu
memberikan kesempatan kepada anak untuk bertanggung jawab pada perilaku yang
dilakukannya, perlu menanamkan pemahaman bahwa kenyamanan dan ketidaknyamanan
pada diri anak adalah akibat dari perbuatannya sendiri. Diperlukan kesabaran
dan keyakinan orangtua dan guru untuk memberi kesempatan anak mencari solusi
terhadap problemnya. (Tientje, Iskandar, 2004)
Daftar Pustaka
Desmita, 2006, Psikologi Perkembangan, PT Remaja Rosdakarya Bandung
Gardner, Howard (1993) Multiple Intellegency Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama Hurlock, Elizabeth B edisi 5 (1980), Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Erlangga, Jakarta
Lerner & Hultsch (1983), Human Development. A Life-span Prespective, New York,
McGraww-Hill Book Company
Martini, J. Perkembangan Pengembangan Anak Usia Taman KanakKanak:pedoman bagi orang tua dan guru. 2006. Jakarta: PT Grasindo.
Nurlaila, N.Q Mei Tientje, Yul Iskandar, 2004, Pendidikan Anank Dini Usia (PADU) untuk
mengembangkan Multipel Intelegensi, Dharma Graha Press
Syarief H, dkk 2006, Studi Kebijakan Pengembangan Anak Usia Dini yang Holistik
dan Terintegrasi, Staf Ahli Meneg PPN Bidang SDM dan Kemiskinan, Kementrian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional BAPPENAS
Theo, R & Martin, H. Pendidikan Anak usia dini: tuntunan psikologis dan pedagogis bagi pendidik dan orang tua. 2004. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana
Tizard, I.R. 1982. An Introduction to Veterinary Immunology. 2nd Edition. W.B. Saunders Company. USA